Oleh: Imam Syafi`i
Pada saat manusia diciptakan, tersimpan tanda tanya dan praduga yang besar di benak malaikat dan iblis yang merupakan makhluk diciptakan lebih awal, mengapa Allah swt. menciptakan makhluk lagi sejenis manusia, yang jelas-jelas hanya akan menambah kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi? Apakah kami ini belum cukup? Allah swt. kemudian menjawab dengan singkat dan padat:
[إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ [البقرة/30
“Aku lebih tahu dari kamu!”. (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 6)
Tidak sampai disitu, Allah bahkan bertitah untuk bersujud sebagai tanda penghormatan kepada mahkluk yang baru saja Allah swt. ciptakan itu, yaitu Adam. Malaikat semakin gundah dan mencoba mencari tahu atas dasar apa makhluk ini terhormat,: Bolehkah saya bertanya satu hal, apa alasan Engkau meninggikan derajat manusia ketimbang kami? Allah swt. tidak langsung menjawab interupsi mereka, “ Baiklah wahai para malaikat, Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar-benar mengetahuinya”. Para malaikat kelabakan atas tantangan Allah yang diajukan kepadanya, mereka merasa malu seraya berkata:
[قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (32) [البقرة:32
“Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 6)
Akhirnya dengan tegas Allah menjawab: Karena mereka (manusia) dibekali dengan ilmu pengetahuan dan akal. Dengan pengetahuan dan akal itulah manusia bisa membangun dunianya.
قَالَ يَا آَدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ (33) [البقرة:33
“Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan”. (Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hal. 6)
Mengetahui itu semua malaikat langsung bersujud kepada Adam, sementara iblis menolak dengan sebuah argumentasi yang kental dengan rasial: bahwa derajatnya lebih tinggi dari manusia karena dia dicipta dari api sementara manusia diciptakan dari tanah. Saat itu juga ia dilaknat sampai hari kiamat, diusir oleh Allah swt. dari surga dan menyandang predikat sebagai pembangkang.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa sejak pertama kali Allah swt. menciptakan makhluk yang bernama manusia, Allah swt. menegaskan akan keutamaan dari ilmu dan orang yang berilmu ketimbang lainnya, termasuk para malaikat dan iblis. Malaikat yang kesohor dengan makhluk yang taat dalam melaksanakan perintah-perintah Nya, dan juga tidak pernah melakukan maksiat, ternyata harus mengakui dan bersujud terhadap kecanggihan makhluk Allah yang bernama manusia. Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya bentuk (baca: bekal ilmu dan akal) yang kecanggihannya melebihi daripada makhluk Allah lainnya.
Terakhir, hanya dengan ilmu pengetahuan manusia bernilai dan memiliki kemuliaan, baik di sisi Allah swt. maupun di sisi sesama manusia dan bahkan makhluk lainnya.
وَقَالَ الشَّافِعِي رحمه الله: طَلَبُ الْعِلْمِ اَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ ، وَقَالَ لَيْسَ بَعْدَ الْفَرَائِضِ أَفْضَلُ مِنْ طَلَبِ الْعِلْمِ ، وَقَالَ مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ
“Imam Syafi’i ra. berkata : Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah. Beliau berkata: Tidak ada amalan setelah amalam fardhu yang lebih utama daripada menuntut ilmu. Dan beliau juga berkata: Barangsiapa yang menginginkan (kebahagian) dunia hendaklah dengan ilmu barangsiapa yang menginginkan (kebahagian) akhirat hendaklah dengan ilmu”. (Imam Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Muhadzzab, jld. 1, hal. 20)
Sumber Gambar: tebuireng.online