Semantik untuk Memahami Tuhan

0
754

Kepercayaan tentang adanya Tuhan dalam kehidupan merupakan hal esensial dalam diri setiap manusia. Ketika seseorang telah yakin akan eksistensi Tuhan maka dia tidak akan berani melakukan tindakan-tindakan yang mengandung unsur kemurkaan. Indonesia termasuk salah satu negara yang keseluruhan penduduknya mempercayai akan adanya Tuhan melalui agama yang dipeluknya. Setidaknya ini dapat dilihat dari dasar negara kita, yakni Pancasila sila pertama yang berbunyi, “Ketuhanan yang maha esa”. Agama juga tak ketinggalan menjadi salah satu item yang harus diisi dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) ini semakin menguatkan bahwa negara kita adalah negara yang berpenghuni orang-orang beragama.

Hal terpenting dalam suatu agama adalah bagaimana seorang manusia bisa menjalankan segala yang diperintahkan Tuhannya, dan menjauhi apapun yang dilarangNya. Melihat substansi dari kata beragama diatas, kita pun akan dihadapkan pada suatu pertanyaan keraguan ketika kita melihat fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Benarkah bangsa yang  taat melakukan seremonial agama, namun menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kesenangan, baik karena faktor kebutuhan atau kerakusan ini bisa dikatakan beragama? Di sinilah letak persoalannya, keberagamaan seseorang tidak hanya bisa dilihat dari aktivitas ritualnya saja, yang terpenting adalah bagaimana manusia bisa benar-benar menghadirkan Tuhan dalam hidup sehari-harinya.

Dalam buku ini, penulis memberikan suatu cara agar manusia bisa benar-benar mengenal Tuhannya yakni dengan semantik. Teks Al-Quran merupakan obyek material yang digunakan untuk membaca makna Tuhan yang tergambar jelas di dalamnya. Pendekatan semantik dalam memberikan pemaknaan bahasa Al-Quran lebih  kepada pemaknaan yang meletakkan kembali teks Al-Quran pada teks dan konteksnya. Selanjutnya semantik sebagai bagian ilmu bahasa memberikan uraian terhadap dimensi bahasa dan makna yang terkandung di dalam Al-Quran (hal 2).

Dalam buku setebal 150 halaman ini dijelaskan bahwa Al Quran merupakan wahyu Tuhan yang diturunkan kepada manusia melalui perantara rasulNya. Nilai-nilai dalam wahyu Tuhan ini sangat ideologis dan mengandung pesan utama yaitu tauhid. Cara turun Al Quran yang berangsur-angsur sesuai dengan dinamika sosial yang ada dalam masyarakat merupakan pengukuhan atas kehendak Tuhan dalam mengatur kehidupan manusia. Beberapa ayat yang mengandung muatan tauhid didalamnya, menunjukkan bahwa Tuhan berkehendak membawa manusia pada proses dialog dalam merespon konsep tauhid.

Tuhan di dalam Al Qur’an tidak hanya diungkapkan melalui kata Allah saja, namun juga Rabb, dan Ilah. Ketiga kata tersebut secara semantik memiliki hubungan erat dengan persoalan ketuhanan. Sejatinya dalam bahasa Arab ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama, namun terdapat perbedaan penggunaan yang  jelas dalam Al Quran. Setiap perbedaan dalam penggunaan itu memiliki makna yang esensial tentang Tuhan itu sendiri. Namun kedua kata yakni Rabb dan Illah hanya akan bermakna Allah apabila mengandung unsur-unsur ketuhanan.

Pada halaman 69 dalam buku ini terdapat bab yang berjudul “Allah dan al-Asma’ al Husna dalam Al Qur’an”. Al-Asma’ al Husna seperti yang selama ini kita ketahui merupakan 99 nama terbaik Allah yang didalamya menunjukkan pula sifat Allah dengan maksud yang paling baik, sempurna, agung dan tinggi, yang mana sifat tersebut jelas berbeda dengan manusia. Di dalam Al-Quran Al-Asma’ al Husna merupakan landasan tauhid yang menghubungkan konsep ketuhanan dalam diri manusia. Kebanyakan dari ayat yang mengandung Al-Asma’ al Husna adalah ayat yang dipakai untuk memanjatkan doa (meminta pertolongan kepada Allah) dan ayat yang membentuk kekuatan iman (Hal: 75).

Melalui Al-Asma’ al Husna manusia bisa merasionalisasikan ketuhanan dengan kekuatan akal yang dimilikinya. Jika kita lihat kata dasar dari setiap 99 kata didalamnya maka nampak jelas bahwa kata tersebut merupakan simbol yang ada dalam konsep manusia. Namun demikian dalam Al-Asma’ al Husna kata-kata tersebut menunjukkan simbol yang lebih daripada simbol dalam konsep manusia, sehingga struktur bahasa yang digunakanpun berbeda.

Selanjutnya, kita mengenal ibadah merupakan cara manusia berhubungan dengan Tuhannya. Dalam buku ini juga diuraikan bahwa secara konseptual, analisis semantik dalam hubungan keduanya adalah relation of spiritual. Maksudnya, Allah mempunyai pengaruh dominan bagi manusia untuk mengaktualisasikan sikap rohaninya. Hal ini juga tidak lepas dari konsep hidayah (petunjuk). Al-Quran membawa semua dalil tentang segala aspek kehidupan manusia yang kemudian dijadikan petunjuk oleh manusia. Pencapaian manusia mengikuti kehendak akal pikiran adalah interaksi yang terjadi dalam beberapa gambaran serta bukti-bukti dari ayat-ayat Al Qur’an untuk dijadikan pedoman. Pada fase inilah manusia membentuk dirinya sehingga terjadi relation of spiritual dengan Allah (Hal: 112).

Thoriqul Haq dalam bukunya ini juga menjelaskan tiga kata kunci yang bermakna manusia terkait hubungannya dengan Tuhan, yaitu, bashar, insan dan al-nas. Konsep bashar mengandung makna bahwa manusia dari segi fisik memerlukan usaha-usaha dalam menghayati kehendak Allah. Kedua, insan menunjukkan makna manusia dari segi mental dan pengetahuan perlu menggunakan akal pikiran dalam memahami kekuasaan Allah. Ketiga, al-nas, Konsep ini bermakna manusai dari segi sosial yang berhubungan dengan manusia lain, manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk mengubah dan menentukan nasib komunitasnya.

Selain yang tersebut diatas, dalam buku ini juga diuraikan beberapa paparan tentang hubungan manusia dan Allah dalam konsep makhluq dan kholiq. Di bagian akhir buku yang judulnya hanya terdiri dari dua kata ini dijelaskan pula konsep kewujudan Allah dalam Al Quran. Perlu diketahui juga bahwa buku ini awalnya adalah tesis dari penulis di Universitas of  Malaya pada Fakultas Bahasa dan Lingustik. Jadi pembuatannya merupakan karya dari keilmuan penulis, karenanya apa yang ada didalamnya jelas bukan omong kosong belaka namun memiliki landasan berdasarkan keilmuan yang didapatkan.

oleh: Nafisatul Husniah, Aktivis di Gerakan IAIN Sunan Ampel Menulis (GISAM) dan Mahasantri Pesantren Mahasiswi IAIN Sunan Ampel Surabaya

Judul          :  Rasionalisasi Tuhan

Penulis       :  Thariqul Haq

Penerbit     :  Imtiyaz

Cetakan     :  I, Maret 2013

Tebal         :  150 halaman

ISBN         :  978-602-95950-1-7

 

Tinggalkan Balasan