Besarkan Hati Keluarga Korban AirAsia, Sejumlah Motivator Diterjunkan

0
367

Surabaya, Cyberdakwah — Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 penerbangan Surabaya menuju Singapura Ahad (28/12/2014) lalu menimbulkan luka mendalam bagi keluarga korban. Ratusan jiwa masih menunggu proses pencarian dari Tim Basarnas di lokasi kejadian yakni Pangkalanbun Kalimantan Tengah.
Suasana duka sangat terasa di posko pengaduan korban yakni Rumah Sakit Bhayangkara Mapolda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani Surabaya. Sejumlah keluarga korban harus lalu lalang ingin memastikan apakah jenazah yang baru saja tiba adalah salah satu keluarganya.

“Kondisi keluarga korban cukup labil dan panik,” kata H Farmadi Hasyim saat dikonfirmasi Cyberdakwah Kamis petang (1/1/2015). Salah seorang petugas motivator dari Kementerian Agama Kota Surabaya ini diterjunkan di RS Bhayangkara Mapolda Jatim untuk memberikan pengertian dan membesarkan hati para keluarga korban pesawat AirAsia.

“Tugas kami adalah memberikan pengertian dan menjelaskan kepada keluarga korban akan keberadaan musibah yang menimpa,” kata Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Surabaya ini.
Setidaknya ada sembilan orang yang ditugaskan untuk keperluan ini. “Masing-masing bertugas menjadi tiga shift,” kata Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jatim ini. Setiap shift terdiri atas tiga orang dan bertugas sekitar lima jam, lanjutnya.

Mahasiswa program doktor di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini juga mengemukakan bahwa para petugas telah bekerja sejak musibah ini terjadi yakni hari Ahad lalu hingga Kamis mendatang.
“Para pendamping keluarga korban musibah AirAsia memang dipilih secara ketat,” terang Ustadz Farmadi, sapaan akrabnya. Karena yang dihadapi adalah mereka yang memiliki emosi yang demikian labil serta rasa kehilangan keluarga yang demikian mendalam. Maka sudah pasti dibutuhkan tenaga pendamping yang teruji.

“Kehadiran kami diharapkan bisa mengembalikan rasa kepercayaan diri bagi para keluarga korban,” tandasnya. Memaknai hilangnya pesawat AirAsia sebagai musibah dengan korban yang demikian banyak, tentu bukan pekerjaan mudah.
Akan tetapi dengan panduan doa dan penjelasan seputar hakikat musibah, ternyata banyak keluarga korban yang akhirnya bisa menerima kenyataan ini. “Selanjutnya, kami memberikan motivasi kepada keluarga untuk bisa bersabar dan berdoa agar para almarhum adalah syuhada’ fillah,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa hari ini sekitar jam 14.15 jenazah atas nama Nur Hayati Lutfiah Hamid (48) dengan alamat Sidoarjo diserahkan kepada keluarga. “Jenazah diserahkan kepada keluarga sekitar pukul 16.00 dari RS Bhayangkara Mapolda Jatim,” katanya. Namun sayang, keberadaan suami almarhumah, mertua dan anak belum ditemukan, lanjutnya.
Dengan penanganan yang penuh cekatan, juga terbukanya informasi dari pihak Basarnas, mayoritas keluarga korban merasa puas atas penanganan musibah ini. “Namun demikian, kehilangan keluarga tentu saja tidak dapat mengobati rasa kehilangan mereka,” tandasnya. Namun dengan sejumlah pendekatan yang dibarengi kerja keras semua pihak atas musibah ini, banyak yang merasa bangga atas ikhtiar yang dilakukan. (s@if)

Tinggalkan Balasan