“Nikmatnya Orang Sakit, Kesempatan bermuhasabah”
“Ketika judul tulisan ini muncul pada benak, kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata,bukan sesuatu yang diada-adakan, tetapi itulah suatu kenyataan yang sulit untuk diterima dengan akal.
Karena orang sakit organ tubuhnya sedang ada gangguan dengan gangguan itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.
Seperti contoh penyakit yang nampaknya ringan-ringan saja, misalnya sariawan. Maka makan minum menjadi tidak enak, untuk berbicara sulit, badan terasa panas dan sebagainya. Apalagi bila menderita penyakit kronis, seperti jantung, paru-paru, liver, kangker, struk, diabetes dan penyakit-penyakit kronis lainnya, semua penyakit itu akan menimbulkan rasa yang tidak enak.
Bila menderita sakit yang tergolong penyakit ringan mungkin untuk makan dan minuman tidak ada yang berpantang, hanya perlu dikurangi ketika sedang sakit saja, tetapi setelah sembuh makanan dan minuman apapun bisa disantap kembali.
Lain halnya bila itu adalah penyakit kronis,
Misalnya diabetes maka setelah dinyatakan sehat oleh dokter harus selalu menghindari segala jenis makanan dan minuman yang dapat memicu naiknya kembali kadar glukosa, bahkan kadang harus melakukan diet ketat, semua jenis makanan, nasi, air minum, sayuran, goreng-gorengan yang masuk ke dalam perut harus sesuai dengan takaran atau menurut petunjuk dokter..
Lalu apakah nikmat nya orang sakit itu?
Banyak orang yang baru sadar bahwa sesungguhnya sehat itu sangat indah, nikmat dan menyenangkan, keadaan ini baru dapat dirasakan ketika dalam kondisi sakit, sungguh besarnya nikmat sehat.
Karena itu senantiasa bersyukur ketika diberikan kesehatan, bersyukur karena penyakitnya hanya ini dan itu saja, bersyukur bukan merupakan penyakit yang bersifat komplikasi.
Bila ternyata sudah komplikasi, masih bersyukur segera tertangani dan bersyukur lagi bahwa Allah sedang mengujinya dan memberikan cobaan, sehingga dalam kondisi ini mereka menjadi hamba yang hina, hamba yang tidak
patut menerima apapun kepada Allah, karena dirinya merasa sadar dengan dosa-dosa yang telah dilakukan atau dirinya sadar bahwa sebagai orang yang beragama belum dapat menjalankan syari’at agama secara sempurna, perintah Allah sering ditinggalkan larangan Allah banyak dijalankan.
Kesadaran ini terbangun ketika sedang merasakan sakit, sehingga dengan kondisi yang di alami akan membangkitkan rasa syukur kepada Allah.
… Dan sesungguhnya dengan bersyukur Allah akan menambah kenikmatan kepada hamba-Nya..
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.
[QS.Ibrahim: 7].
Dengan bersyukur hati akan menjadi tenang,sikap psimis, khawatir dan takut akan beralih menjadi sikap optimis, bahwa tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya.
Setiap Allah menurunkan penyakit Allah juga menurunkan obatnya. Hanya saja untuk memperoleh kesembuhan adalah menjadi proses yang harus dijalankan. Rasa ikhlas dan sabar akan menjadi energy positif, terapi diri, inilah obat yang tidak akan ditemukan di dunia kedokteran, kondisi dan kedaran diri akan mendominasi pada proses kesembuhan’..
Demikian pula ketika sakit akan insaf dan sadar atas kebiasaan buruk dalam hidup yang sering dijalankan.
Misalnya makan dan minum yang berlebihan menjadi sebab pemicu timbulnya penyakit, karena itu makan dan minum hendaknya memenuhi syarat yang halal dan thayyib, hendaknya dijauhkan dari sifat isrof, berlebih-lebihan. Karena didalam tubuh manusia (perut) terdapat tiga ruang untuk air, makanan dan udara. Sehingga bila makanan yang melebihi 1/3 akan terjadi gangguan, dalam jarak pendek atau dalam waktu yang lama..
Makan yang berlebihan akan mengurangi aktifitas dan kinerja, mengantuk, kalori yang seharusnya terbakar akan menumpuk dalam tubuh menjadi lemak yang selanjutnya akan terjadi obessitas, kolesterol naik, glokosa yang tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan beraneka macam penyakit..
Karena itu jangan terlalu bahagia bila sedang mendapat kenikmatan dan jangan terlalu sedih bila sedanag mendapat cobaan dan ujian..
Ciptakanlah keseimbangan hidup, agar hidup terasa indah, sakinah, mawaddah dan rahmah..
Semua orang bisa, bila niat yang ada didalam hati senantiasa diteguhkan dan dilaksanakan secara konsisten.
Karena itu ada beberapa pesan bagi orang yang sedang diberikan nikmat sehat:
1. Mensyukuri nikmat sehat sebagai suatu yang amat berharga. Apa artinya harta, pangkat dan jabatan, rumah megah, kendaraan mewah,
pasangan hidup yang gagah atau cantik, rupawan bila dirinya ternyata sakit..
2. Wujudkanlah kesyukuran dengan senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangannya..
3. Gunakanlah waktu sehat sebaik-baiknya sebelum datang waktu sakit, bila sedang sehat apapun
bisa dilakukan namun bila sakit hidupnya akan lebih bergantung pada yang lain. Makan, minum,
tidur dan hal-hal yang enak menjadi tidak enak, apalgi hal-hal yang tidak enak, misalnya bekerja, berfikir, berjalan, berlari semua menjadi serba terbatas..
4. Sadarilah bahwa tidak selamanya manusia itu akan sehat, sehati-hati, sekuat-kuat apapun didalam menjalani hidup, ternyata tantangan dari luar semakin kuat sehingga memungkinkan mempengaruhi organ tubuh, sehingga menimbulkan gangguan dan untuk selanjutnya menimbulkan rasa sakit..
5. Perbanyaklah untuk bershadaqah, karena dengan shadaqah dapat menjadi perantara untuk menjauhkan diri dari balak…
6. Berempatilah terhadap orang-orang yang sakit, menengok dan mendoakan untuk kesembuhannya…
7. Membiasakan diri untuk hidup sehat, dengan mempelajari pola hidup sehat…
8. Memperbanyak referensi, untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit sehingga akan muncul kewaspadaan dini, dalam hal makan dan minum serta perbuatan’ perbuatan lainnya…
9. Hindari sikap ujub -sombong bahwa dirinya selalu sehat dan tidak mungkin sakit, karena bisa jadi dia akan sakit sebagaimana orang yang sedang sakit..
10. Sehat itu enak dan menyenangkan, berbagilah
kesenangan kepada orang lain terutama yang sedang dalam penderitaan.
” Menjadi orang yang sehat memang enak dan menyenangkan, tetapi hendaknya tetap berhati-
hati, agar kenikmatan dan kesenangan ini menjadi hilang dengan sia-sia…
” Karena manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, semua unsur ini membutuhkan asupan yang berbeda,berilah hak pada tiap-tiap unsur..
Wallahu a’lam.
Sumber : Ummu Fahrian Ida