Meulaboh – CyberDakwah.COM. STAI Darul Hikmah Aceh Barat menyelenggarakan konferensi internasional yang ke-2 yaitu International Conference on Dayah Studies (ICODS) 2022 dengan tema memaksimalkan pemberdayaan ekonomi Dayah yang diadakan secara virtual pada Sabtu (17/12/2022).
Sejumlah pakar ekonomi syari’ah dari negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam diundang menjadi narasumber utama dalam konferensi ini. Diantaranya Prof. M. Dr. Wan Mohd Yusuf dan Prof. M. Dr. Nadhirah yang merupakan pakar keuangan syari’ah dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia.
CEO Nujek & Penasehat HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia), Moch Ghozali juga turut menjadi pemateri utama yang banyak membahas bagaimana pondok-pondok Pesantren di Jawa Timur mengoptimalkan potensi ekonomi Pesantren sehingga tidak selalu bergantung pada pemerintah, termasuk dengan menggerakkan ekonomi syari’ah berbasis komunitas melalui digitalisasi Dayah.
Sedangkan Bapak Andriansyah, S.Ag, M.A yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh menjelaskan tentang strategi pemerintah Aceh untuk peningkatan ekonomi Dayah.
STAI Darul Hikmah bekerja sama dengan Dayah RUMI dan didukung oleh belasan PTKIS berbasis Dayah dalam melenggarakan konferensi international kedua ini.
Dalam sambutannya, Ketua STAI Darul Hikmah Aceh Barat, Dr. Tgk. Rahmat Saputra* memberikan apresiasi yang besar kepada panitia pelaksana atas terselenggaranya acara ini sebagai kontribusi nyata STAI Darul Hikmah dalam memikirkan pengembangan Dayah-dayah di Aceh yang pada tahun ini mengangkat tema tentang pemberdayaan ekonomi.
“Dayah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, akan tetapi Dayah juga dapat berfungsi sebagai pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pengembangan ekonomi umat. Karena itu Dayah juga perlu BUMD (Badan Usaha Milik Dayah) agar mandiri dan dapat menggerakkan ekonomi Dayah ” kata ketua Komisi Nasional Pendidikan Aceh.
Konferensi international ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah Aceh, diantaranya;
- Meminta kepada pemerintah Aceh agar segera menyusun rancangan pergub tentang pemberdayaan ekonomi Dayah & alumni Dayah seperti pergub One Pesantren One Product (OPOP) di provinsi Jawa Timur & Jawa Barat.
- Meminta kepada pemerintah Aceh agar tidak hanya memberikan bantuan infrastuktur fisik kepada Dayah, tapi juga non fisik yang bersifat produktif.
- Meminta kepada Pemerintah Aceh agar dapat membantu Dayah-dayah memiliki akses untuk megelola lahan HGU (Hak Guna Usaha) untuk kemandirian Dayah.
“Kita akui pengembangan ekonomi Dayah di Aceh agak terlambat dibandingkan daerah lain, karena itu perlu kesungguhan & keseriusan dari pemerintah Aceh. Jika Dayah sudah banyak yang mandiri, tentu jumlah proposal bantuan yang diterima pemerintahpun akan lebih sedikit” tambah Wakil Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh Barat.