Adzan Berkumandang Dalam Gereja, Umat Kristiani Minta Keselamatan

0
507

Muslimedianews.com ~  Gereja Kristen Jawa (GKJ) Papadange Djagat Wonosobo pada Selasa (28/6) dijadikan tempat kegiatan buka bersama yang dikemas dalam acara “Golek Sore Bareng Gus Nuril” di hadiri oleh Ketua DPRD Wonosobo, Wakil Bupati Wonosobo, Waka Polres Wonosobo dan Kasat Binmas Polres Wonosobo, Kasdim 0707 Wonosobo, Ormas Islam ( Banser, Anshor, PMII, IBNU, IPPNU, Gus Durian) dan ormas Hindu, Budha, Kristen, Katholik, FKUB Wonosobo dan peserta kurang lebih 450 orang.

Polres Wonosobo di hadiri oleh Waka Polres Kompol Malpa Malacoppo, S.H.,  S.I.K., M.I.K., dan Kasat Binmas Polres Wonosobo AKP Masrukin SAG, S.H. serta satu regu unit Sabhara Polres Wonosobo yang melaksanakan pengamanan dalam acara Golek Sore bareng Gus Nuril yang dipimpin oleh Ipda Munawar, S.H. Sedangkan untuk pengaturan arus lalu-lintas dipercayakan oleh 4 anggota Satlantas Polres Wonosobo.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Demikian dilansir didalam situs tribratanewswonosobo.com.

Acara Buka Bersama dengan seluruh pemeluk berbagai Agama  itu dilaksanakan dengan satu tujuan, Saling hormat menghormati antar pemeluk agama di Tengah Masyarakat Indonesia yang majemuk.

Salah satu yang menarik dalam kegiatan tersebut adalah dikumandangkannya Adzan didalam gereja. Adzan didalam gereja bukan hal biasa, tidak bisa seenaknya adzan didalam tempat pemeluk agama lain.

Apalagi didalam adzan terhadap Syahadatain, persaksian bahwa Tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Utusan Allah, yang notabene bukan sesuatu yang ingin “didengar” oleh umat Kristani. Terlebih ajakan shalat “Hayya alash Shalah”. Kebesaran Allah melalui kalimat takbir menggema didalam gereja dan didengarkan oleh berbagai pemeluk agama.

Sebelumnya, dari pihak Kristiani memperdengarkan HOSANNA, semacam do’a minta selamat. Hosana kalau diterjemahkan dalam bahasa inggris I pray to be save now. Yang dalam bahasa indonesia secara harafiah “aku berdoa selamatkanlah aku sekarang”.

Semua itu bagian daripada dakwah dan upaya Gus Nuril dalam menyebarkan kedamaian serta menjaga masyarakat Indonesia yang majemuk. Walaupun belum tentu, masjid diperbolehkan untuk acara serupa.

Kegiatan yang masih dianggap asing itu tentunya mengundang kontroversi disebagian umat Islam sendiri. Ada yang menolak cara dakwah Gus Nuril, ada pula yang menyetujuinya.

Di sosial media, penolakan terhadap cara dakwah Gus Nuril hingga diajak untuk berdebat secara tersebut. Salah seorang pengguna facebook M.N. Al Sholchah menyatakan tantangannya untuk kepada Gus Nuril untuk debat terbuka terkait dengan sepak terjang Gus Nuril yang dianggap mencampur adukkan aqidah di gereja. Pemuda  yang merupakan ketua Yayasan Ponpes As Sholchah Warungdowo itu mengaku siap kapanpun dan dimanapun tempatnya di Jawa Timur. (2/7/2016)

foto: tribratanewswonosobo.com

google_ad_client = “ca-pub-4649100839183457”; google_ad_slot = “1563105255”; google_ad_width = 336; google_ad_height = 280;

Tinggalkan Balasan