Kisah Seorang Ustadz dan Pelacur!

0
1086
Kisah Seorang Ustadz dan Pelacur!
Kisah Seorang Ustadz dan Pelacur!

Di dunia ini penuh dengan dinamika yang berbeda2 dan berpasangan laki-wanita, atas-bawah, positif-negatif, siang-malam silih berganti dsb. Begitu pula dalam tataran sosial-regelius, ada orang saleh dan orang thaleh atau orang baik dan jahat. Dalam hal ini, tentu kita harus melakukan amar ma’ruf nahi mungkar (bkn: mangkur) dengan moderat dan jika kita diam apalagi ridho, maka akan terjerat haram sebagai tanggung jawab pesan-moral ( morality massege) :

الرضا بالمعصية حرام والفرح بها حرام

Namun, jika kita terlalu over, seakan2 kita mengambil alih hak prioregatif Tuhan karena hidayat di tanganNya, sebagaimana pernah dialami Nabi SAW terhAdap kekafiran pamannya.
Disinilah, kita diajarkan oleh Islam harus bersikap moderat, dalam literatur sufistik:

أنظرالى نفسك بنظارة الشريعة حتى لاتدعي نفسك خيرا وأنظر الى غيرك بنظارة الحقيقة حتى لاتدعي غيرك شرا

“lihatlah dirimu dengan kaca mata syariat sehingga kamu tidak merasa paling baik dan lihatlah orang lain dengan kaca mata hakekat agar kamu tidak menggap orang lain paling jelek”.

Alkisah, ada dua orang, seorang Ustadz dan pelacur. Setiap malam dan setiap hari, sang Ustadz selalu memperhatikan dan menghitung-hitung dosa pelacur. Setiap kali melihat hal itu terbesit dalam hatinya “setiap hari aku melihat ini, berapa dosa yang dia kumpulkan hingga saat ini”
Kemudian, beberapa lama sang Ustadz wafat. Beberapa tahun kemudian, pelacur tersebut meninggal dunia.

Singkatnya, dalam perjalanan ke akhirat, mereka berdua bertemu di tengah perjalanan didampingi malaikat dan terjadilah dialog.

Ustadz: Hai pelacur kamu mau ke mana?
Pelacur: Saya akan ke surga.
Ustadz: Tidak mungkin kamu ke surga karena hidup kamu penuh dengan dosa.
Pelacur: Hidup saya memang penuh dengan dosa, tapi hal itu saya lakukan karena tidak ada pilihan lain dan saya tidak pernah berniat untuk melakukan hal tersebut.

Ustadz: Saya yang akan menuju surga karena hidupku penuh dengan ibadah setiap hari.
Kemudian Ustadz bertanya pada Malaikat:
Ustadz: Malaikat, apakah benar perempuan ini akan menuju surga..?
Malaikat: Ya, benar perempuan ini menuju surga dan anda akan menuju neraka.

Ustadz: Tidak bisa.!!, kehidupan saya terbalik dengan dia. Hidup saya penuh dengan amal ibadah dan dia penuh dengan dosa. Pasti ada kesalahan. Saya tidak percaya ini, coba tanyakan pada Allah.
Akhirnya Malaikat pergi menghadap Allah dan beberapa saat kemudian kembali lagi.
Ustadz: Bagaimana Malaikat? Saya pasti ke surga dan dia ke neraka.
Malaikat: Tidak, kamu tetap ke neraka dan perempuan ini ke surga.

Ustadz: Loh.. kok bisa?
Malaikat : Memang benar hidup kamu penuh dengan ibadah, pahala. Hidup kamu lebih baik dengan dia. Tetapi setiap kali kamu melihat rumahnya, kamu selalu menghitung-hitung kesalahannya. Setiap kamu menghitung kesalahan wanita ini pahalamu diberikan kepadanya sampai akhirnya pahalamu habis. Akhirnya perempuan ini masuk surga karena pahala yang kamu berikan. Bukankah kamu seorang Ustadz sudah tahu hal ini? Bukankan kamu seorang Ustadz sudah mengerti hal ini? tetapi kenapa kamu masih saja menghitung-hitung kejelekan orang lain.

 

Semoga puasa ini menjadi momentum intropeksi diri menuju kesalehan teo-antroposentris (صالح الهي وانساني) amin3x…. (gambar hanya ilustrasi)

Raas Sumenep, 19 Juni 2017
Penulis,

KH. DR. Nawawi Thabrani

Tinggalkan Balasan