Terkait Muktamar, Ini Sikap Resmi ISNU Jatim

0
264

Surabaya, Cyberdakwah — Banyak yang mengkhawatirkan bahwa pelaksanaan Muktamar ke-33 NU di Jombang Jawa Timur awal Agustus mendatang akan ditunggangi sejumlah kepentingan. Karenanya semua pihak harus waspada, khususnya warga dan pengurus NU.
Ini antara lain yang disampaikan Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Muhammad Dawud usai kegiatan seminar dengan tema: “Mengawal Suksesi Kepemimpinan NU” di Meeting Room Jatim Expo Surabaya, Ahad (19/4/2015) petang.
Dosen di IAIN Jember ini mengemukakan, “Kekhawatiran dari banyak kalangan adalah sebagai wujud dari kecintaan kader NU terhadap organisasi sosial keagamaan yang didirikan hadratus syaikh dan para ulama besar dengan penuh keluhuran niat dan keagungan perjuangan,” kata Dawud. Jika dirasa ada tangan-tangan, siapapun mereka yang ingin mengkhianati hadratus syaikh dan menghancurkan warisannya, maka adalah tugas para kader NU untuk menghadapi, lanjutnya.
Bagi ISNU, sebagaimana disampaikan Dawud, NU sepenuhnya adalah organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, seharusnya memberi pelayanan sosial keagamaan kepada umat. “NU bukanlah partai politik dan tidak boleh dikendalikan oleh kepentingan politik,” terangnya. Karena penyeretan NU ke dalam politik hampir selalu disertai proses pembodohan umat.
Pada kesempatan tersebut, Dawud yang didampingi oleh Zainul Hamdi sebagai representasi kepengurusan PW ISNU Jatim menyerukan lima hal.
Pertama, selamatkan NU dengan tetap berpegangan sepenuhnya kepada Khittah 1926.
Kedua, mengawal Muktamar ke-33 NU dari pihak tertentu yang ingin mengendalikan muktamar dan menguasai NU dalam rangka menyelamatkan kepentingan ekonomi politik sendiri.
Ketiga, hendaknya kader NU yang mendapat amanah duduk dalam kepanitiaan muktamar, menjaga kesucian NU, tidak bersekutu dengan phak luar yang tidak memeiliki kepentingan lain kecuali menunggangi NU untuk kepentingannya.
Keempat, siapapun boleh memberi bantuan dana kepada NU dan berbagai kegiatannya, termasuk penyelenggaraan muktamar, tapi tidak boleh ada kepentingan luar yang masuk ke dalam NU.
Kelima, para politisi yang mengaku dirinya sebagai NU, nilai ke-NU-annya hanya diukur dari seberapa kuat menjaga NU, bukan malah menghancurkan sendinya. Tidak peduli seberapapun banyaknya bantuan finansial yang diberikan kepada NU.
Wakil Ketua ISNU Jatim Zainul Hamdi mengatakan “NU itu penting, karena itu ISNU berkepentingan untuk menyelamatkan dari pihak yang ingin mengendalikan muktamar,” pungkasnya. (s@if)

Tinggalkan Balasan