Testimony Juara Favorit Lomba Cerpen, Nurul Syifa Fauziah

0
453

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalaamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillaah, Alhamdulillaah, Alhamdulillaah.. segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan kita menikmati, mensyukuri, dan menjalani hidup ini. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua, aamiin. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah-limpah kepada habiibana wa nabiyyana Muhammad saw., kepada keluarganya, shahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya juga kepada kita semua selaku umatnya sampai akhir zaman, aamiin.

Dari kecil, saya hobi menulis, terutama puisi. Namun semakin bertambah usia bukan semakin semangat untuk menulis, malah semakin ada rasa semacam rasa malas untuk menulis. Mungkin karena seringkali bingung memilih kata-kata yang baik untuk sebuah tulisan. Itu juga sepertinya salah satu dampak dari kurangnya semangat untuk membaca buku. Itu saya sadari ketika diingatkan oleh salah satu teman saya yang hobi menulis. Akhirnya saya beranikan diri untuk kembali menulis, meski dengan kata-kata yang masih, yaa bisa dibilang “amburadul”. Saya juga sedang berusaha untuk lebih semangat membaca.

Akhirnya saya berhasil menyelesaikan beberapa cerpen. Namun saya bingung, bagaimana cara mempublishnya. Saya ini termasuk orang yang kurang pede alias minder dengan hasil karya sendiri. Nah karena merasa tulisan ini tidak akan ada yang tahu kalau kita tidak mempublisnya, maka saya mencoba untuk mempublishnya di media cetak. Namun ternyata sulit sekali untuk bisa mempublish karya saya yang masih banyak kurangnya itu. Akhirnya, saya berinisiatif untuk mempublishnya tidak di media cetak, namun di situs-situs online yang banyak pengunjungnya. Sempat saya mempublish cerpen saya di akun jejaring sosial, dan alhamdulillaah ada yang membaca. Waah bagi penulis amatiran seperti saya, ada yang membaca saja. Itu rasanya sudah sangat luar biasa. Apalagi sampai ada yang mengomentari, rasanya lebih luar biasa lagi. Akhirnya muncul ide juga untuk mempublish karya saya di situs lain selain di jejaring sosial. Ketika iseng googling dengan keyword lomba cerpen islami, ternyata bertemulah saya dengan sistus cyberdakwah.com/ sempat minder lagi. Tapi dengan berbekal bismillaah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah, akhirnya saya beranikan diri mengikuti lomba cerpen ini dengan judul cerpen “Seribu Rupiah untuk Ibu”. Diharapkan teman-teman pembaca dapat lebih menghargai uang senilai seribu rupiah yang kadang dianggap sepele.Hatur nuhun tim Cyber Dakwah yang sudah memberikan apresiasi terhadap cerpen saya yang masih banyak kurangnya ini. saya sangat senang cerpen saya dapat dipublish di sini.

Kembali lagi saya ucap syukur alhamdulillaah, karena Allah telah menakdirkan saya menemukan situs Cyber Dakwah ini. karena ternyata setelah dikunjungi, ada banyak ilmu di dalamnya. Dan pemahamannya klop dengan saya. Saya jadi rajin baca. Alhamdulillaah. Jadi lebih memperkaya ilmu, insyaa Allah, aamiin.

Jujur, saya sangat senang dengan bermunculannya gerakan dakwah secara online seperti Cyber Dakwah ini karena, dapat menjadi salah satu wadah agar teman-teman yang lain dapat ikut menebar kebaikan lewat situs online ini, karena di zaman sekarang ini ternyata tidak sedikit orang-orang itu 40% dari setiap hari mereka justru berhadapan selalu dengan gadget mereka untuk berselancar didunia maya. Tentulah situs online ini dapat dijadikan ladang dakwah. Ketika justru banyak orang yang menghabiskan waktu mereka untuk berpetualang di dunia maya, maka tim dakwah online justru mewadahi, agar waktu mereka itu dapat dimanfaatkan pula untuk membaca hal-hal yang bermanfaat, insyaa Allah, aamiin.

Semoga, gerakan-gerakan dakwah online ini tetap terus menebar kebaikan, dan diistiqamahkan selalu dalam kebaikan, dan dapat menularkan kebaikannya kepada yang lain termasuk saya. Aamiin..

Semoga kita sebagai pembaca, lebih rajin lagi membaca hal-hal yang bermanfaat, dan jangan lupa mengajak orang lain untuk membaca pula. Fastabiqul khairaat.

Wassalaamu’alaikum wr.wb.

Tinggalkan Balasan