Mensucikan Ambisi Ketika Mengejar Kedudukan [4]

0
363

Sebelum membaca opini ini, silakan baca terlebih dahulu 3 opini berikut:

Mensucikan Ambisi [1]

Mensucikan Ambisi [2]

Mensucikan Ambisi [3]

Berbicara tentang ambisi dalam hal mengejar kedudukan, mungkin sudah lumrah. Sepertinya, berambisi ketika mengejar kedudukan memang harus dijadikan dasar. Memang, bagi sebagian orang, kedudukan merupakan suatu cara untuk menjadi diri yang berkuasa bahkan juga dianggap sebagai simbol kemuliaan. Orang yang memiliki kedudukan yang tinggi, akan berkuasa dan dipandang “mulia” oleh orang-orang.

Orang yang berkuasa dengan kedudukannya, bagi dia yang berambisi, akan menjadikan kekuasaannya sebagai kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan kehendakanya sendiri atau ingin menguasai apa-apa yang menjadi obyek dari ambisinya. Begitu juga sama buruknya, orang yang merasa mulia atau dihormati dengan kedudukannya, bagi dia yang berambisi, akan merasa lebih tinggi dari orang-orang dan bangga dengan kedudukannya.

Orang yang demikianlah yang mengikuti ambisinya. Mengejar kedudukan hanya ingin demi mewujudkan kepentingan pribadinya. Dengan keinginan yang keras –untuk menjadi orang yang berkuasa dan lebih lebih tinggi-, dia menggunakan berbagai cara meski sampai melampaui batas.

Contoh, orang berusaha menjadi pejabat Negara; bupati atau gubernur misalnya. Dia sangat berambisi untuk menjadi bupati atau gubernur. Karena dia berambisi, ketika masa-masa kampannye, dia banyak melakukan suatu yang seolah merupakan kebaikan atau amal, semisal mendatangi mushalla atau masjid untuk mengikuti pengajian yang kemudian disusul dengan pemberian sumbangan. Ternyata dari usaha tersebut terselip tujuan untuk kepentingan dirinya, yaitu agar masyarakat mendukung dirinya untuk menjadi bupati atau gubernur.

Contoh usaha tersebut mungkin bisa dimaklumi dan memang sudah lumrah, namun ada usaha yang membuktikan bahwa dirinya benar-benar ambisius, yaitu merekayasa data atau memalsukan jumlah hak pilih dengan cara mengurangi jumlah hak pilih lawan dan menaikkan jumlah hak pilihnya sendiri. Ini dilakukan karena tujuannya untuk kepentingan yang didasari oleh ambisi.

Tinggalkan Balasan